Beranda

Sabtu, 30 April 2016

Catatan Mingguan Pa Kampoeng

...................

Ahad, 01 Mei 2016. Setelah belajar epistemologi secara umum dan mendasar dengan menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang pengetahuan, pekan ini kita mengkaji epistemologi secara khusus dimulai dari perspektif sejarah dan tokoh. Kk Muhajir yang kembali mengisi kelas yang dihadiri oleh beberapa orang ini. Tapi walaupun hanya beberapa orang, keinginan untuk belajar begitu kental terasa.

Setelah menjelaskan beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengkaji epistemologi secara sistematis, pelajaran pekan ini dimulai dengan membincang tentang Plato dan Aristoteles dari sudut pandang pemikiran keduanya tentang epistemologi. Perdebatan tentang kedua tokoh yang memiliki hubungan sebagai guru dan murid ini tak kunjung ada habisnya, mulai dari masa yunani klasik renaisance hingga era modern kedua tokoh ini masih mewarna diskursus kajian seputar filsafat dan logika.

Dan pekan ini, kita mengkaji pemikiran kedua tokoh besar ini tentang epistemologi. Sang guru Plato sebagai pelatak dasar paham Idealisme dan sang murid sebagai peletak dasar paham Realisme. "Paham Idealisme dan Realisme ini yang dikemudian hari menjadi implikasi dari lahirnya paham Rasionalisme dan Empirisme", tutur kak Hajir.

Lanjutnya, Plato berpendapat bahwa pengetahuan manusia adalah sesuatu yang fitrah atau bawaan dan hal ini cukup menjadi antitesis teori yang mengatakan bahwa manusia lahir seperti kertas kosong. Sebab plato beranggapan bahwa pengetahuan itu bersumber dari dunia idea yang menajadi cerminan dari alam realitas. Singkatnya dunia realitas ini ada karena adanya alam idea. Makanya seringkali kita mangalami sesuatu dan kita kerasakan bahwa sesuatu itu pernah kita alami sebelumnya tapi entah kapan dan dimana. Inilah yang dalam psikologi kita sebut sebagai peristiwa de javu.

Yang menjadi pertanyaan kemudian jika pada dunia idea kita sudah memiliki pengetahuan tentang alam realitas, kenapa setelah lahir kita tidak tahu apa-apa? Menurut plato jawabannya karena jiwa yang suci yang hidup di alam idea ini menyatu dengan raga yang menurut plato sebagai sesuatu yang kotor. Sehingga pengetahuan yang dibawa jiwa dari alam idea menjadi tertutupi.

Dan Plato kemudian melanjutkan bahwa untuk membangkitkan pengetahuan itu dibutuhkan dua hal, (1) Penyucian jiwa, (2) Mengingat kembali. Penyucian jiwa dilakukan untuk membersihkan jwa kita dari ketrikatan bendawi sehingga jiwa menjadi bersih. Mengingat kembali dilakukan dengan cara menjalani realitas sehingga pengetahuan yang sebelumnya dimiliki di alam idea bisa di ingat kembali, sebab alam realita adalah cerminan alam idea kata plato. Dari peristiwa mengingat kembali ini, Plato mengklasifikasikan pengetahuan menjadi pengetahuan doxa dan Episteme. Doxa artinya bersifat opini karena kesimpulan yang diambil berdasarkan pengamatan inderawi, sedangkan Episteme bersifat mutlak karena sesuai dengan pengatahuan kita di alam idea.

Berbeda dengan sang guru, Aristoteles meski sepakat dengan adanya alam idea dan alam realitas, tapi ia mengatakan bahwa alam idea tidak terpisah atau tidak berada di luar alam realitas, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh. Aris mengatakan bahwa alam idea ada karena adanya pengalaman manusia terhadap alam realitas. Pemikiran inilah yang menjadi cikal bakal dari paham Empirisme yang merupakan turunan dari paham Realisme Aristoteles.

Inilah yang menjadi catatanku disecarik kertas dari persemedian di Padepokan pengetahuan Paradigma Institute hari ini terkait tentang epistemologi. Dan setelah bersua dengan kak Hajir, kami isi dengan perbincangan sarat makna dengan Guru Han terkait tentang keprihatinan beliau dengan rendahnya minat baca bangsa Indonesia. Beliau mengatakan bahwa menurut penelitian dari UNESCO, tingat literasi Indonesia berada pada urutan ke 60 dari 61 negara yang di teliti oleh UNESCO. Sebuah peringkat yang amat rendah dan ini menjadi indikator betapa rendahnya "minat baca" orang/pemuda bangsa kita. Beliau mengatakan UNESCO memberikan standar bahwa untuk bisa dikatakan memiliki budaya literasi yang tinggi, setiap orang harus membaca sebanyak 4-6 jam dalam sehari.
"Sudahkah anda membaca selama itu dalam sehari?" sebuah pertanyaan yang dilemparkan guru Han ada kami, pertanyaan yang menampar kesadaranku.
Sebelum beranjak beliau menekankan agar membaca dilakukan bukan ketika ada waktu luang tapi kita membuat waktu luang untuk membaca.
"Iqra"..

01 Mei 2016
#Secarik_Kertas

Jumat, 29 April 2016

Film dan Budaya

................
"Hal buruk ini sudah berlangsung lama. Hal buruk yang berlangsung lama sudah menjadi tradisi. Menentang tradisi berarti menentang masyarakat. Apakah anda akan menantang buaya di dalam air?" Sebuah jawaban dari pertanyaan seorang guru tentang tradisi perjodohan. Yang mana anak usia dini dijodohkan dan harus mengganti pelajarannya disekolah menjadi pelajaran menjadi ibu rumah tangga.. Tradisi inilah yang diangkat dalam serial drama India di salah satu stasiun TV swasta.. Film2 india banyak digemari dan mampu bersaing didunia perfilman dunia karena disetiap film selalu mengangkat budaya mereka, sehingga menjadi ciri khasnya. Dalam sebuah film terkadang mereka mengkritik budaya atau tradisi yang sudah tidak lagi sesuai dengan konteks hari ini dan kadang pula sebaliknya, memproklamirkan budaya mereka sehingga mendunia dan memperkecil kemungkinan negara lain mengklaim budaya mereka. Hal ini berbeda jauh dengan kenyataan dibangsa kita. Sangat jarang sekali ada film yg mengangkat budaya Nusantara, kita lebih bangga mengangkat budaya barat dengan gaya liberalnya, budaya korea dengan K-POPnya dll.. Padahal Indonesia merupakan bngsa yang kaya akan budaya dan tradisi sehingga jika diangkat dalam film budaya dan tradisi itu akan mendunia dan juga memperkecil kemungkinan tradisi dan budaya kita diklaim lagi oleh negara lain seperti kasus reog beberapa tahun lalu.. Aku memimpikan film2 Indonesia senantiasa mengangkat budaya dan tradisi bangsa yang kaya akan kearifan lokal dan juga nilai nilai luhur.. Salam Indonesiaku..

Aku memilih

Aku memilih menjadi angin.. Tiada tapi ada.. Ada dari ketiadaan.. Aku memilih menjadi angin.. Membawa kesejukan.. Menebar petaka.. Aku memilih menjadi angin.. Bebas....

Rencana

"Manusia punya rencana, Tuhan punya rencana, tapi rencana Tuhanlah yang akan berlaku. Yang kita mesti lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin agar rencana kita sejalan dengan rencana Tuhan". Adagium inilah yang mungkin dapat mewakili semua fenomena yang dialami anak-anak manusia hari ini. Anak manusia yang berjuang melawan rencana sang Tuhan. Puluhan agenda acara ditata dengan rapi lengap dengan waktu pelaksanaannya, dan "kun fayakun" kacau balau segalanya.. Pening kepala, kalang kabut, pemandangan itulah yang nampak. Kuasa Tuhan jauh lebih besar. Tidak bisa kutampik sebuah kenyataan bahwa kegagalan ini adalah simbol kegagalanku,. Akh.. Gemintang dan langit malam 26 maret menjadi saksi. Masalah hadir bukan untuk disesali atau dihindari, tapi ia hadir untuk mengajari kita berpikir tangkas dan bertindak tepat. Masalah adalah sunnatullah dari sang Pemberi masalah..

Catatan 25 April : "Jujur Berani" dan Sebuah Persahabatan

Menjelang 25 april.. Dipenghujung malam, sebuah kejutan sederhana coba kami siapkan untuk seorang kawan, sahabat, bahkan saudara kami yang hari ini usianya genap 22 tahun. Seorang perempuan tangguh, berprinsip, dan mempunyai tingkat kedewasaan berpikir melebihi kami. Kami sering menyapanya Andin. Nama sederhana yang tergambar dari penampilannya yang cukup sederhana pula. Hal ini menegaskan bahwa ia adalah sosok yang tidak terlalu menyukai hal-hal rempong dan cenderung fleksibel dalam segala hal. Ia merupakan perempuan yang agak berbeda dari lainnya. Tapi perbedaan itu bukanlah sebuah alasan untuk saling menjatuhkan apatah lagi menumbuhkan kebencian.

Persiapan sudah selesai, dan Rumah Tuhan di sekitar kos andin yang menjadi markas kami menunggu detik detik dimana ia memasuki pertambahan usianya. Suatu malam yang amat berharga dimana Kami bergulat dengan dingin malam dan nyamuk usil yang menjadikan kami santap malamnya dipelataran mesjid tersebut, ataukah nyanyian happy birthday para anak lorong depan mesjid untuk mengejek kami tak menjadikan tekad kami surut, justru nyanyian sendu mereka menjadi hiburan tersendiri buat kami. Membuat kami menari riang dibawah temaram rembulan malam yang menjadi saksi kegilaan kami. Sebuah dinamika yang amat menarik yang mempertontonkan tentang kisah persahabatan anak manusia, dimana segala hal menjadi mungkin dan gengsi menjadi layu untuk sebuah kejutan sederhana. Yang menjadi harapan kami adalah hal ini bisa menjadi cerita yang tidak terlupakan dimasa mendatang.

20 menit lagi jam menunjuk pukul 00.00 wita, kami mulai bergegas menyusuri setapak demi setapak jalan menuju kos andin dan sari. Bahkan rusdy dan ijha pun rela mendorong sepeda motornya disepanjang jalan agar kedatangan kami tidak ketahuan. Akan menjadi hal yang lucu ketika kami menyiapkan sebuah kejutan akan tetapi korban mengetahuinya bukan? Pukul 00.00 tepat, nyanyian selamat ulang tahun memecah sunyi membangunkan andin yang terlelap dalam tidurnya. Sebuah perasaan aneh menjalari tubuhku, entah seperti apa. Mungkin perasaan senang sebab bisa memberi kejutan buat sahabatku yang satu ini.

Setelah lelah dengan romantisme yang telah diabadikan bersama, malam panjang itu berlanjut dengan sebuah permainan yang kami sebut dengan nama jujur atau berani. Aturannya cukup sederhana, kami hanya duduk membentuk sebuah lingkaran yang ditengahnya akan diputar sebuah botol oleh salah satu dari kami. Botol itulah yang akan menentukan siapa yang akan menjawab pertanyaan secara jujur atau perintah dari pemain lain. Beberapa putaran yang cukup berarti sebab dari permainan ini kami bisa saling memahami satu sama lain, dan bisa introspeksi diri maaing-masing.

Sebuah permainan yang cukup sederhana, akan tetapi jika diselami lebih dalam permainan ini punya banyak makna dan manfaat. Salah satu diantaranya adalah permainan ini akan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa jujur dan terbuka pada sahabat kita tentang segala hal. Sebab acap kali dalam sebuah hubungan persahabatan atau apapun itu, tersimpan banyak rahasia dan kebohongan, atau kadang kita memiliki masalah tapi sahabat atau orang lain tidak mengetahuinya. Itu karena kita tertutup dan enggan berkata jujur pada kawan kita sendiri. Memang tidak semua hal harus diketahui oleh orang lain, akan tetapi jika sebuah hubungan perasahabatan dilandasi oleh kejujuran, kepercayaan dan saling menghargai maka akan menjadi kuat diterpa oleh berbagai macam dialektika kehidupan.

Aku hanya bermimpi bahwa disuatu hari yang akan datang semua akan tetap seperti ini, berharap hubungan yang kita sebut Kaaiisar ini sama dengan hubungan persahabatn Rasulullah dengan para sahabatnya. Aku belajar banyak hal bahwa di dunia yang luas ini kita tidak pernah sendiri, sebab akan ada orang yang senantiasa peduli padamu dalam hal apapun, dan mereka adalah sahabat.