Beranda

Jumat, 29 April 2016

Catatan 25 April : "Jujur Berani" dan Sebuah Persahabatan

Menjelang 25 april.. Dipenghujung malam, sebuah kejutan sederhana coba kami siapkan untuk seorang kawan, sahabat, bahkan saudara kami yang hari ini usianya genap 22 tahun. Seorang perempuan tangguh, berprinsip, dan mempunyai tingkat kedewasaan berpikir melebihi kami. Kami sering menyapanya Andin. Nama sederhana yang tergambar dari penampilannya yang cukup sederhana pula. Hal ini menegaskan bahwa ia adalah sosok yang tidak terlalu menyukai hal-hal rempong dan cenderung fleksibel dalam segala hal. Ia merupakan perempuan yang agak berbeda dari lainnya. Tapi perbedaan itu bukanlah sebuah alasan untuk saling menjatuhkan apatah lagi menumbuhkan kebencian.

Persiapan sudah selesai, dan Rumah Tuhan di sekitar kos andin yang menjadi markas kami menunggu detik detik dimana ia memasuki pertambahan usianya. Suatu malam yang amat berharga dimana Kami bergulat dengan dingin malam dan nyamuk usil yang menjadikan kami santap malamnya dipelataran mesjid tersebut, ataukah nyanyian happy birthday para anak lorong depan mesjid untuk mengejek kami tak menjadikan tekad kami surut, justru nyanyian sendu mereka menjadi hiburan tersendiri buat kami. Membuat kami menari riang dibawah temaram rembulan malam yang menjadi saksi kegilaan kami. Sebuah dinamika yang amat menarik yang mempertontonkan tentang kisah persahabatan anak manusia, dimana segala hal menjadi mungkin dan gengsi menjadi layu untuk sebuah kejutan sederhana. Yang menjadi harapan kami adalah hal ini bisa menjadi cerita yang tidak terlupakan dimasa mendatang.

20 menit lagi jam menunjuk pukul 00.00 wita, kami mulai bergegas menyusuri setapak demi setapak jalan menuju kos andin dan sari. Bahkan rusdy dan ijha pun rela mendorong sepeda motornya disepanjang jalan agar kedatangan kami tidak ketahuan. Akan menjadi hal yang lucu ketika kami menyiapkan sebuah kejutan akan tetapi korban mengetahuinya bukan? Pukul 00.00 tepat, nyanyian selamat ulang tahun memecah sunyi membangunkan andin yang terlelap dalam tidurnya. Sebuah perasaan aneh menjalari tubuhku, entah seperti apa. Mungkin perasaan senang sebab bisa memberi kejutan buat sahabatku yang satu ini.

Setelah lelah dengan romantisme yang telah diabadikan bersama, malam panjang itu berlanjut dengan sebuah permainan yang kami sebut dengan nama jujur atau berani. Aturannya cukup sederhana, kami hanya duduk membentuk sebuah lingkaran yang ditengahnya akan diputar sebuah botol oleh salah satu dari kami. Botol itulah yang akan menentukan siapa yang akan menjawab pertanyaan secara jujur atau perintah dari pemain lain. Beberapa putaran yang cukup berarti sebab dari permainan ini kami bisa saling memahami satu sama lain, dan bisa introspeksi diri maaing-masing.

Sebuah permainan yang cukup sederhana, akan tetapi jika diselami lebih dalam permainan ini punya banyak makna dan manfaat. Salah satu diantaranya adalah permainan ini akan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa jujur dan terbuka pada sahabat kita tentang segala hal. Sebab acap kali dalam sebuah hubungan persahabatan atau apapun itu, tersimpan banyak rahasia dan kebohongan, atau kadang kita memiliki masalah tapi sahabat atau orang lain tidak mengetahuinya. Itu karena kita tertutup dan enggan berkata jujur pada kawan kita sendiri. Memang tidak semua hal harus diketahui oleh orang lain, akan tetapi jika sebuah hubungan perasahabatan dilandasi oleh kejujuran, kepercayaan dan saling menghargai maka akan menjadi kuat diterpa oleh berbagai macam dialektika kehidupan.

Aku hanya bermimpi bahwa disuatu hari yang akan datang semua akan tetap seperti ini, berharap hubungan yang kita sebut Kaaiisar ini sama dengan hubungan persahabatn Rasulullah dengan para sahabatnya. Aku belajar banyak hal bahwa di dunia yang luas ini kita tidak pernah sendiri, sebab akan ada orang yang senantiasa peduli padamu dalam hal apapun, dan mereka adalah sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar