Beranda

Senin, 19 Desember 2016

Rembulan

Rembulan
By : Galla Cendang

Kau rembulan dalam pekat malam
Aku meraba kekosongan
Mencoba mencari jejak
Dimanakah cahya-MU?
Saat kusentuh sebuah prasasti dari tanah berpasir
Hujan mengguyur sedang langit cerah
Hilang semua..

Kau rembulan dalam pekat jiwa..
Aku berani berjalan
Sebab senyummu adalah cahya
Yang menyinari lubang jiwa yang hampa..

Kau rembulan..
Aku melihat semua penjuru menjadi Satu
Lalu seketika “Kun faya kun”
Aku melihat cahya dan mampu merasakan getar
Lewat hadirmu
Cinta menjadi hidayah

Selasa, 08 November 2016

Catatan Pa Kampoeng : Aksi Logika Pekan ke 4

Pekan ini, pemuda-pemudi itu masih nekad turun aksi, pasca tragedi 4 november. Bisa dibilang aksi yang ini, merupakan turunan aksi damai 4 November. Hanya beda pada tujuan dan arahnya. Aksi ini digelar sebagai salah satu bentuk perlawanan, dari budaya libur belajar, yang selama ini banyak menjajah pikiran para pemuda.

Tak banyak massanya, hanya kisaran 10 orang lebih. Pukul 10.00 wita, disepakati sebagai waktu aksi dimulai. Titik kumpul di tentukan di kampus paradigma institute, sebagai salah satu kampus yang memang visinya adalah meningkatkan budaya intelektual kaum pelajar.

Rektor kampus ini adalah, sosok sederhana nan karismatik. Tapi, ia sedekahkan waktu dan tempatnya untuk dijadikan kampus. Tidak banyak titel memang yang disandangnya, selayaknya rektor-rektor kampus lain, tapi dari keilmuan, patutlah disandingkan dengan tokoh macam cak nur dan sebagainya. Wajah pun demikian, sosok penggemar arsenal ini mirip tokoh kang Maman dan Kick Andy.

Kembali ke aksi yang kami gelar. Orator sekaligus koordinator aksi ini tiga orang.  Mereka adalah tiga pemuda yang rela menghabiskan waktunya untuk kegiatan literasi. Pak Rektor bilang, mereka macam lelaki panggilan. Bedanya, kalau mereka ini menyerahkan ilmu dan waktunya, untuk dinikmati siapapun yang butuh.
Aksi di mulai, hanya satu orator yang hadir dan 5 orang massa, di ruangan yang dijejali ribuan buku. Isu pertama yang diangakat tentang hubungan partikular dan hubungan universal. Kemudian hubungan universal di pecah menjadi empat.

"Pertama, hubungan universal identik. Hubungan identik adalah dua hubungan universal yang beda makna, tetapi memiliki ekstensi yang sama. Misal, manusia dan rasional. Manusia itu sudah pasti rasional dan yang rasional itu adalah manusia." kata orator aksi menggebu-gebu.
Peserta aksi dengan taksim, serentak menorehkan pena di buku masing-masing.

Perhubungan yang ke dua menurut orator yang juga sebagai guru adalah hubungan universal ekuivalen. Hubungan ekuivalen adalah dua hubungan universal beda makna, dan ekstensi yang satu melingkupi ekstensi yang lain. Artinya bahwa tingkat keluasaan makna term yang satu, lebih luas dari yang lain. Misal, antara kambing dan hewan. Semua kambing adalah hewan, tapi sebahagian hewan bukan kambing.

Perhubungan selanjutnya adalah hubungan asosiatif. Hubungan ini merupakan dua hubungan universal yang beda makna tapi bisa bertemu pada satu ekstensi. Misal, antara putih dan burung. Ekstensi keduanya bertemu pada bangau yang memiliki bulu putih. Dalam matematika inilah yang di sebut sebagai irisan himpunan. Jika di gambarkan ke dalam diagram venn, dua lingkarannya terkait.

"Hubungan yang terakhir adalah hubungan beda," tandas orator. Hubungan beda ini adalah dua hubungan universal beda makna dan ekstensinya tidak bisa bertemu sama sekali.

Akhirnya, sampailah pada puncak aksi. Dan sebelum aksi di bubarkan, orator mengatakan jika aksi berikutnya akan di laksanakan pekan depan, dengan massa yang lebih banyak.

Reporter : Galla cendang

Senin, 08 Agustus 2016

Catatan Harian

8/Agustus/2016

Semua dalam genggaman Kuasa-Nya,.
Gerakmu dan geraknya adalah kehendak-Nya
Dikau bolehlah punya kehendak, tapi kehendak-Nyalah yang terbaik..
"KUN FAYA KUN.."
Lalu siapa kau berani menghujat??

Kau ingin perjumpaan dengan makhluk, sebab kau mengira perjumpaan dengannya satu-satunya penawar rindumu..
Kau perkuat inginmu dengan doa,
Tapi kau enggan untuk bersabar dengan dalih kesabaran memiliki batas..

Tidakkah kau ingat bahwa kesabaran itu adalah semesta yang terhampar tanpa batas?
Keputus asaan dan keakuanmulah yang membatasinya..

Bersabarlah seperti sabarnya para nabi..
Jika sudah waktunya, ia akan membawamu pada pertemuan yang kau harapkan..!!
Bukankah Dia adalah Sang Yang telah memperjalankan Kekasih-Nya?
Perjalanan yang bermuara pada pertemuan hakiki..
Selayaknya pertemuan dengan-Nyalah yang kau harapkan..

Maka yakinlah seperti keyakinan Abu Bakar..
Sebab semua berangkat dari keyakinan..

Minggu, 05 Juni 2016

Jejak I Rungkana Galla Cendang 2



                          Matahari terus berjalan mendekati peraduannya. Sinarnya yang kuning keemasan kini mulai bersulam kemerahan. Ombak datang silih berganti seolah menyapa dan menciumi pasir-pasir pantai yang putih nan bersih. Sedang para burung camar yang sedari tadi mengangkasa mencari makan atau hanya untuk sekadar bertengger di karang menikmati sabda-sabda semesta, kini mulai hilang di bawah bayang-bayang senja. Mereka tahu bahwa sebentar lagi sang malam akan tiba, itulah saat terbaik untuk bersua dengan-Nya, bersimpuh dan tenggelam dalam samudera zikir hingga menyatu dengan ketiadaan.
                        Di bibir pantai yang sama, Galla Cendang masih belum beranjak dari duduknya, matanya terus menatap bola raksasa di ujung cakrawala yang perlahan menghilang. Ia membayangkan bola raksasa itu ditelan oleh makhluk yang jauh lebih besar dan buas, sehingga dunia menjadi gelap gulita. Mungkin itulah batara kala, Rahwana, atau sang Dajjal yang dalam cerita digambarkan sebagai tokoh antagonis, sang angkara murka yang dalam setiap napasnya menebar penderitaan dan kematian.  Ia tersentak saat mendengar gema takbir dimana-mana, melintasi ruang hampa dan menjadikan dunia yang tadinya gelap gulita kini penuh dengan gemerlap cahaya yang menghiasi cakrawala. Galla Cendang begitu takzim mendengar suara itu, ia menghayati setiap kata yang mengandung makna kebesaran Sang Maha Penguasa. Hingga tanpa ia sadari hatinya bergetar, air matanya meleleh. Dalam isak tangisnya, ia teringat akan masa lalunya yang kelam. Masa dimana ia menjadi anak manusia angkuh dan sombong di hadapan Tuhan, sehingga ia lalai dan  banyak bermaksiat. Lupa bahwa ia akan mati, dan melupakan tujuan sucinya datang ke tanah daeng ini.
                        Bayangan bapak dan ammanya juga turut hadir, dengan wajah yang mulai nampak garis-garis keriput pertanda usianya tidaklah lagi muda. Akan tetapi buatnya, itu adalah pertanda kekuatan mereka dalam mengarungi samudera kehidupan yang keras ini, bertarung tanpa pernah mengeluh dan berputus asa demi anak-anaknya. Ia seolah melihat Ammanya tersenyum manis, senyum yang meneduhkan jiwa. Dan matanya yang nampak berkaca-kaca dengan tatapan yang mengalirkan kasih sayang. Sambil mengangkat kedua tangannya seolah hendak memeluk anaknya yang teramat dirindukanya. Sedang disisi ammanya, bapaknya berdiri tengar dengan kharisma yang berwibawa. Tak tampak sedikitpun lelah dan keluh dari wajahnya meski keringat masih mengalir membasahi bajunya, pertanda ia baru pulang dari membajak sawah dan mencari makan untuk sapi ternaknya.
                        Saat ia hendak memeluk dan bersimpuh dihadapan amma dan bapanya, bayangan itu menghilang. Air matanya pun semakin mengalir deras, ia pun bergumam dengan nada yang sedikit bergetar,  “O..Amma, O..Bapak…!! Sanna nakkuku mange ri gitte. Sanna ero’na nyawaku anraka’ki, ampala poppora mange ri gitte sa’genna ku bau cappa bangkenta. Nasaba, nakke ana’ta tanre kulle ku pa’gang pappasanta mange ri nakke..!!” (Wahai Ibu, wahai ayahku..!! aku sangat merindukan kalian. Sangat ingin aku memohon maaf kepadamu sampai kucium ujung kakimu, karena saya anakmu tidak sanggup memegang amanah darimu). Kerinduan pada orang tuanya juga membawanya pada kerinduan kepada Sang, Tuhan Yang tidak pernah menurunkan azabnya walaupun selama ini ia sering kali bermaksiat kepada-Nya. Ia juga kini rindu pada sosok sang Avatar Agung, putra Abdullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi  umat manusia.
            Kerinduan-kerinduan inilah yang kini menuntunya berjalan dalam kegelapan, mencari secercah cahaya pengharapan. Gemuruh ombak yang tadi seperti gemuruh jiwanya yang gelisah mulai tak terdengar lagi. Ia tak tahu hendak kearah mana ia melangkahkan kakinya, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah berjalan mencari Mesjid. Agar ia bisa sembahyang dan berteduh, sebab hujan kini mulai mengguyur. Ia tidak tahu, kenapa hujan tiba-tiba turun padahal tadi ia melihat langit cerah dengan bintang-bintang  walaupun memang dibagian langit lain terlihat awan mendung. 
                 Tanpa terasa, kini Galla Cendang berdiri dihadapan gerbang mesjid, yang di depan mesjid nampak papan persegi berwarna hijau berukuran satu meter. Papan itu bertuliskan, mesjid at-Taubatan Nasuha jalan Daeng Salama’, Kelurahan Ihsan Kecamatan Al-Iman. Langkahnya kini terhenti, ia melihat seseorang dari kejauhan di bawah temaram sinar lampu mesjid yang agak redup nan sejuk. Seorang gadis berjilbab putih mengangkat sedikit kain roknya dan berjalan hati-hati dengan payung di bawah hujan. Gadis itu baru keluar dari mesjid.

Kamis, 05 Mei 2016

Catatan Pa Kampoeng : Perang

Berperanglah.. Bertempurlah dalam kenyataan.. Meski kau tahu ada kekalahan.. Percayalah, darahmu tak akan sia-sia..!! #Gola_Gong

Catatan Pa Kampoeng : Pertempuran

Pertempuran adalah pertemuan.. Dua saudara yang berlainan watak Tak ada yang mengerikan untuk sebuah perjuangan Bila kau punya keinginan..!! Gola Gong

Rabu, 04 Mei 2016

Sang, Aku Rindu

Catatan Pa Kampoeng Sang, sampaikan rinduku pada mereka.. Pada orang terkasih yang dengan doa dan tawanya aku sandarkan bahagia.. Pada orang-orang tercinta yang doanya menjadi layar untuk mengarungi samudera kehidupan.. Sang, ingatkan aku di tanah yang asing ini Agar senantiasa bersujud pada-Mu diatas sajadah doa mereka.. Agar kelak saat aku sudah terbaring dalam pusara Dan menyatu dengan ketiadaan.. Aku bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan-Mu.. Bahwa mereka telah mendidikku agar berbakti.. Bahwa Engkau Sang, adalah Rabbku.. Dan Muhammad adalah nabi junjunganku.. Sang, dalam Alif Lam Lam Hu Aku menitip rindu.. Dalam Kun Faya kun Aku meniada.. Galla Cendang

Selasa, 03 Mei 2016

Catatan Pa Kampoeng : Sang

"Kurapatkan tapak tangaku dalam datar tanah.. Aku tak ingin melepas-Mu terbang Hilang ditelan kedatangan setan.. Sang.. Kudamba kedeksatan diantara kita Meski gelombang datang tiba-tiba.. Sang.. Engkau tersayang Di atas apa yang ada.. (Gola Gong)

Minggu, 01 Mei 2016

Secarik Kertas

Catatan Pa Kampoeng

"Petir menggelegar
Langit menumpahkan airnya
Alampun menangis
Kapan semua harapan kucapai?
Kapan aku tidur dengan damai?
Diiringingi musik-Mu yang yang teduhkan jiwa
Tapi ketika aku membuka mata
Mimpi buruk datang menerkamku
Lantas aku bangkit melepas selimut
Dan duduk menghadap kiblat.."
(Gola Gong)

Ini sebuah kisah tentang Siti Nurkhasanah, gadis indo yang keperawanannya hampir dicabik oleh kawannya bernama Dicky. Ia trauma dan merasa dirinya adalah wanita yang kotor. Sambil membawa kerudungnya yang compang camping, dengan luka dan dukanya ia terus melangkah menuju kedalaman samudera. Di bawah rembulan dan bising gemuruh ombak ia mencoba menanggalkan kehidupannya mati bersama luka dan berharap kematian membersihkan dirinya dari kekotoran.  Ia mersa dikhianati oleh kehidupan...!!

Dalam surah al-Baqarah Allah berfirman tidaklah manusia diberi cobaan, melainkan sesuai dengan kemampuannya. Jadi pasti kita bisa menghadapi semua ujian dan cobaan dalam hidup ini selama kita tidak pernah berpikir untuk menyerah..

#Secarik_Kertas
#AGC

Sabtu, 30 April 2016

Catatan Mingguan Pa Kampoeng

...................

Ahad, 01 Mei 2016. Setelah belajar epistemologi secara umum dan mendasar dengan menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang pengetahuan, pekan ini kita mengkaji epistemologi secara khusus dimulai dari perspektif sejarah dan tokoh. Kk Muhajir yang kembali mengisi kelas yang dihadiri oleh beberapa orang ini. Tapi walaupun hanya beberapa orang, keinginan untuk belajar begitu kental terasa.

Setelah menjelaskan beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengkaji epistemologi secara sistematis, pelajaran pekan ini dimulai dengan membincang tentang Plato dan Aristoteles dari sudut pandang pemikiran keduanya tentang epistemologi. Perdebatan tentang kedua tokoh yang memiliki hubungan sebagai guru dan murid ini tak kunjung ada habisnya, mulai dari masa yunani klasik renaisance hingga era modern kedua tokoh ini masih mewarna diskursus kajian seputar filsafat dan logika.

Dan pekan ini, kita mengkaji pemikiran kedua tokoh besar ini tentang epistemologi. Sang guru Plato sebagai pelatak dasar paham Idealisme dan sang murid sebagai peletak dasar paham Realisme. "Paham Idealisme dan Realisme ini yang dikemudian hari menjadi implikasi dari lahirnya paham Rasionalisme dan Empirisme", tutur kak Hajir.

Lanjutnya, Plato berpendapat bahwa pengetahuan manusia adalah sesuatu yang fitrah atau bawaan dan hal ini cukup menjadi antitesis teori yang mengatakan bahwa manusia lahir seperti kertas kosong. Sebab plato beranggapan bahwa pengetahuan itu bersumber dari dunia idea yang menajadi cerminan dari alam realitas. Singkatnya dunia realitas ini ada karena adanya alam idea. Makanya seringkali kita mangalami sesuatu dan kita kerasakan bahwa sesuatu itu pernah kita alami sebelumnya tapi entah kapan dan dimana. Inilah yang dalam psikologi kita sebut sebagai peristiwa de javu.

Yang menjadi pertanyaan kemudian jika pada dunia idea kita sudah memiliki pengetahuan tentang alam realitas, kenapa setelah lahir kita tidak tahu apa-apa? Menurut plato jawabannya karena jiwa yang suci yang hidup di alam idea ini menyatu dengan raga yang menurut plato sebagai sesuatu yang kotor. Sehingga pengetahuan yang dibawa jiwa dari alam idea menjadi tertutupi.

Dan Plato kemudian melanjutkan bahwa untuk membangkitkan pengetahuan itu dibutuhkan dua hal, (1) Penyucian jiwa, (2) Mengingat kembali. Penyucian jiwa dilakukan untuk membersihkan jwa kita dari ketrikatan bendawi sehingga jiwa menjadi bersih. Mengingat kembali dilakukan dengan cara menjalani realitas sehingga pengetahuan yang sebelumnya dimiliki di alam idea bisa di ingat kembali, sebab alam realita adalah cerminan alam idea kata plato. Dari peristiwa mengingat kembali ini, Plato mengklasifikasikan pengetahuan menjadi pengetahuan doxa dan Episteme. Doxa artinya bersifat opini karena kesimpulan yang diambil berdasarkan pengamatan inderawi, sedangkan Episteme bersifat mutlak karena sesuai dengan pengatahuan kita di alam idea.

Berbeda dengan sang guru, Aristoteles meski sepakat dengan adanya alam idea dan alam realitas, tapi ia mengatakan bahwa alam idea tidak terpisah atau tidak berada di luar alam realitas, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh. Aris mengatakan bahwa alam idea ada karena adanya pengalaman manusia terhadap alam realitas. Pemikiran inilah yang menjadi cikal bakal dari paham Empirisme yang merupakan turunan dari paham Realisme Aristoteles.

Inilah yang menjadi catatanku disecarik kertas dari persemedian di Padepokan pengetahuan Paradigma Institute hari ini terkait tentang epistemologi. Dan setelah bersua dengan kak Hajir, kami isi dengan perbincangan sarat makna dengan Guru Han terkait tentang keprihatinan beliau dengan rendahnya minat baca bangsa Indonesia. Beliau mengatakan bahwa menurut penelitian dari UNESCO, tingat literasi Indonesia berada pada urutan ke 60 dari 61 negara yang di teliti oleh UNESCO. Sebuah peringkat yang amat rendah dan ini menjadi indikator betapa rendahnya "minat baca" orang/pemuda bangsa kita. Beliau mengatakan UNESCO memberikan standar bahwa untuk bisa dikatakan memiliki budaya literasi yang tinggi, setiap orang harus membaca sebanyak 4-6 jam dalam sehari.
"Sudahkah anda membaca selama itu dalam sehari?" sebuah pertanyaan yang dilemparkan guru Han ada kami, pertanyaan yang menampar kesadaranku.
Sebelum beranjak beliau menekankan agar membaca dilakukan bukan ketika ada waktu luang tapi kita membuat waktu luang untuk membaca.
"Iqra"..

01 Mei 2016
#Secarik_Kertas

Jumat, 29 April 2016

Film dan Budaya

................
"Hal buruk ini sudah berlangsung lama. Hal buruk yang berlangsung lama sudah menjadi tradisi. Menentang tradisi berarti menentang masyarakat. Apakah anda akan menantang buaya di dalam air?" Sebuah jawaban dari pertanyaan seorang guru tentang tradisi perjodohan. Yang mana anak usia dini dijodohkan dan harus mengganti pelajarannya disekolah menjadi pelajaran menjadi ibu rumah tangga.. Tradisi inilah yang diangkat dalam serial drama India di salah satu stasiun TV swasta.. Film2 india banyak digemari dan mampu bersaing didunia perfilman dunia karena disetiap film selalu mengangkat budaya mereka, sehingga menjadi ciri khasnya. Dalam sebuah film terkadang mereka mengkritik budaya atau tradisi yang sudah tidak lagi sesuai dengan konteks hari ini dan kadang pula sebaliknya, memproklamirkan budaya mereka sehingga mendunia dan memperkecil kemungkinan negara lain mengklaim budaya mereka. Hal ini berbeda jauh dengan kenyataan dibangsa kita. Sangat jarang sekali ada film yg mengangkat budaya Nusantara, kita lebih bangga mengangkat budaya barat dengan gaya liberalnya, budaya korea dengan K-POPnya dll.. Padahal Indonesia merupakan bngsa yang kaya akan budaya dan tradisi sehingga jika diangkat dalam film budaya dan tradisi itu akan mendunia dan juga memperkecil kemungkinan tradisi dan budaya kita diklaim lagi oleh negara lain seperti kasus reog beberapa tahun lalu.. Aku memimpikan film2 Indonesia senantiasa mengangkat budaya dan tradisi bangsa yang kaya akan kearifan lokal dan juga nilai nilai luhur.. Salam Indonesiaku..

Aku memilih

Aku memilih menjadi angin.. Tiada tapi ada.. Ada dari ketiadaan.. Aku memilih menjadi angin.. Membawa kesejukan.. Menebar petaka.. Aku memilih menjadi angin.. Bebas....

Rencana

"Manusia punya rencana, Tuhan punya rencana, tapi rencana Tuhanlah yang akan berlaku. Yang kita mesti lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin agar rencana kita sejalan dengan rencana Tuhan". Adagium inilah yang mungkin dapat mewakili semua fenomena yang dialami anak-anak manusia hari ini. Anak manusia yang berjuang melawan rencana sang Tuhan. Puluhan agenda acara ditata dengan rapi lengap dengan waktu pelaksanaannya, dan "kun fayakun" kacau balau segalanya.. Pening kepala, kalang kabut, pemandangan itulah yang nampak. Kuasa Tuhan jauh lebih besar. Tidak bisa kutampik sebuah kenyataan bahwa kegagalan ini adalah simbol kegagalanku,. Akh.. Gemintang dan langit malam 26 maret menjadi saksi. Masalah hadir bukan untuk disesali atau dihindari, tapi ia hadir untuk mengajari kita berpikir tangkas dan bertindak tepat. Masalah adalah sunnatullah dari sang Pemberi masalah..

Catatan 25 April : "Jujur Berani" dan Sebuah Persahabatan

Menjelang 25 april.. Dipenghujung malam, sebuah kejutan sederhana coba kami siapkan untuk seorang kawan, sahabat, bahkan saudara kami yang hari ini usianya genap 22 tahun. Seorang perempuan tangguh, berprinsip, dan mempunyai tingkat kedewasaan berpikir melebihi kami. Kami sering menyapanya Andin. Nama sederhana yang tergambar dari penampilannya yang cukup sederhana pula. Hal ini menegaskan bahwa ia adalah sosok yang tidak terlalu menyukai hal-hal rempong dan cenderung fleksibel dalam segala hal. Ia merupakan perempuan yang agak berbeda dari lainnya. Tapi perbedaan itu bukanlah sebuah alasan untuk saling menjatuhkan apatah lagi menumbuhkan kebencian.

Persiapan sudah selesai, dan Rumah Tuhan di sekitar kos andin yang menjadi markas kami menunggu detik detik dimana ia memasuki pertambahan usianya. Suatu malam yang amat berharga dimana Kami bergulat dengan dingin malam dan nyamuk usil yang menjadikan kami santap malamnya dipelataran mesjid tersebut, ataukah nyanyian happy birthday para anak lorong depan mesjid untuk mengejek kami tak menjadikan tekad kami surut, justru nyanyian sendu mereka menjadi hiburan tersendiri buat kami. Membuat kami menari riang dibawah temaram rembulan malam yang menjadi saksi kegilaan kami. Sebuah dinamika yang amat menarik yang mempertontonkan tentang kisah persahabatan anak manusia, dimana segala hal menjadi mungkin dan gengsi menjadi layu untuk sebuah kejutan sederhana. Yang menjadi harapan kami adalah hal ini bisa menjadi cerita yang tidak terlupakan dimasa mendatang.

20 menit lagi jam menunjuk pukul 00.00 wita, kami mulai bergegas menyusuri setapak demi setapak jalan menuju kos andin dan sari. Bahkan rusdy dan ijha pun rela mendorong sepeda motornya disepanjang jalan agar kedatangan kami tidak ketahuan. Akan menjadi hal yang lucu ketika kami menyiapkan sebuah kejutan akan tetapi korban mengetahuinya bukan? Pukul 00.00 tepat, nyanyian selamat ulang tahun memecah sunyi membangunkan andin yang terlelap dalam tidurnya. Sebuah perasaan aneh menjalari tubuhku, entah seperti apa. Mungkin perasaan senang sebab bisa memberi kejutan buat sahabatku yang satu ini.

Setelah lelah dengan romantisme yang telah diabadikan bersama, malam panjang itu berlanjut dengan sebuah permainan yang kami sebut dengan nama jujur atau berani. Aturannya cukup sederhana, kami hanya duduk membentuk sebuah lingkaran yang ditengahnya akan diputar sebuah botol oleh salah satu dari kami. Botol itulah yang akan menentukan siapa yang akan menjawab pertanyaan secara jujur atau perintah dari pemain lain. Beberapa putaran yang cukup berarti sebab dari permainan ini kami bisa saling memahami satu sama lain, dan bisa introspeksi diri maaing-masing.

Sebuah permainan yang cukup sederhana, akan tetapi jika diselami lebih dalam permainan ini punya banyak makna dan manfaat. Salah satu diantaranya adalah permainan ini akan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa jujur dan terbuka pada sahabat kita tentang segala hal. Sebab acap kali dalam sebuah hubungan persahabatan atau apapun itu, tersimpan banyak rahasia dan kebohongan, atau kadang kita memiliki masalah tapi sahabat atau orang lain tidak mengetahuinya. Itu karena kita tertutup dan enggan berkata jujur pada kawan kita sendiri. Memang tidak semua hal harus diketahui oleh orang lain, akan tetapi jika sebuah hubungan perasahabatan dilandasi oleh kejujuran, kepercayaan dan saling menghargai maka akan menjadi kuat diterpa oleh berbagai macam dialektika kehidupan.

Aku hanya bermimpi bahwa disuatu hari yang akan datang semua akan tetap seperti ini, berharap hubungan yang kita sebut Kaaiisar ini sama dengan hubungan persahabatn Rasulullah dengan para sahabatnya. Aku belajar banyak hal bahwa di dunia yang luas ini kita tidak pernah sendiri, sebab akan ada orang yang senantiasa peduli padamu dalam hal apapun, dan mereka adalah sahabat.

Sabtu, 30 Januari 2016

System atau nyawa?

Nyawa atau administrasi?  Mana yang lebih penting antara keduanya?  Acapkali kita mendahulukan prosedural ketimbang sesuatu yg kritis apatah lagi berurusan dengan nyawa.  Kata paling aneh ku dengar yg dikatakan oleh para pihak rumah sakit mau diapakan lagi?  Miris rasanya mendengar hal itu seolah2 tidak ada lgi hal yg bisa dilakukakn.  Sama halx dengan menyerah sebelum mencoba.  Watak manusia yg satu ini adaah watak yg pling menjengkelkan sesuatu yg tdk semestix dimiliki oleh manusia2 yg mengabdikan diri di rumh sakit
Saat dimana ada seorang ibu yg begitu khawatir dengan anakx dan bahkan nyawa yg sempat terputus beberapa detik berusaha dilwanx krn hnya mengingat anaknya. Sampai disini hanya diabaikan dan disuguhi dengan berbgai macam prosedural administrasi yg membingunkan sementara sang anak sedang meregang nyawa bertarung dengan rasa sakit dan kematian.

Muntah dan dari yg terus mengalir dari telinga dan hidungx akibat benturan ygenyebabkan luka dalam tp tak ada penanganan yg serius.  Ayah anak ini yg juga terluka dipaksa mengurus administrasi rumah sakit.  Kenapa sistem ini lebih penting padahal keadan sang anak amatlah kritis. Dinamika dan dialektika yang menyesakkan buatku..

Kamis, 28 Januari 2016

Tradisi dan Kewajiban

Selalu ada hal menarik yang bisa dijadikan bahan refleksi setiap harinya dan juga tentunya sarat akan pengetahuan jika kita mampu mengolahnya dengan baik. Misalnya seperti kejadian tadi malam,  dimana kudapati sebuah tradisi dilangsungkan oleh masyarakat. Bagiku tradisi ini adalah sesuatu yang patut dilestarikan sebab  merupakan salah satu kearifan lokal yang sarat akan nilai. Akan tetapi, jika kita melaksanakan tradisi lantas meninggalkan kewajiban apakah itu masih bisa dibenarkan?

Senin, 25 Januari 2016

Remaja Mesjid

Dipenghujung hari saat matahari hendak terbenam di ufuk,  dengan langit kemerahan sebagai jejaknya.  Gema adzan pun berkumandang sahut menyahut, memanggil umat muslim untuk menjalankan ibadah shalat magrib. Di depan mesjid sederhana yang kalau di ukur luasnya sekitar 7x4 meter, dan warna hijau yang mendominasi, di tambah lagi kaligrafi yang menghiasi sudut dindingnya menjadikan mesjid sederhana dan kecil ini nampak agung dan indah. Tepat di mulut gerbang mesjid fakir yang hendak masuk terhenti langkahnya saat ia ditikam sebuah pertanyaan dari seorang paruh baya yang merupakan salah satu tokoh masyarakat di desanya. "Nak, fungsi remaja mesjid itu sebenarnya apa?" tanya dg. Nodding. Fakir yang merasa tahu jawaban pertanyaan itu sontak menjawab "untuk mengurus mesjid, kebersihannya, adzan pada waktu shalat dan.. ". "Lantas yang adzan di dalam remaja atau bukan?" potong dg. Nodding sambil melihat kedalam mesjid. Fakir pun terdiam seribu bahasa.  Pasalnya ia sadar rupanya pertanyaan tadi adalah sebuah pukulan yang telak mengenainya. Ia tidak lagi melihat ke dalam mesjid soalnya ia hafal betul suara muadzin itu,  yang notabenenya bukan lagi termasuk pemuda dan remaja.
Ia kemudian menangkap kebenaran dari pertanyaan tersebut bahwa tugas dan fungsi pengurus mesjid di desanya tidaklah berjalan sebagaimana mestinya. Bayangannya jatuh pada sepuluh tahun silam dimana ia masih menyaksikan para pemuda dan anak-anak masih memadati mesjid tersebut, aktivitas keagamaan dan keilmuan yang berjalan dengan baik menjadikan mesjid tersebut meski tidak seindah sekarang terasa hidup.  Ia kemudian merasa bahwa generasinya saat ini adalah generasi yang sudah terputus dari budaya agama yang baik yang mengakibatkan hilangnya kesalehan ritual para pemuda, shalat saja enggan apatah lagi turut memakmurkan mesjid. Dan yang menjadi salah satu faktor yang memutuskannya adalah perkembangan teknologi yang tidak bisa di sikapi dengan bijak.
"kemarin sempat terdengar kabar bahwa para remaja mesjid mengadakan rapat, lalu apa tujuan rapat itu?" sergah dg.  Nodding yang membangunkan fakir dari lamunannya.
"saya juga dapat kabar demikian nek, katanya dilaksankan pergantian ketua dan pengurus mesjid" jawab fakir dengan nada sedikit bercanda karena ia masih berusaha membangun kesadarannya yang tumbang tadi.
"Lalu ketuanya kemana? Tidak pernah saya lihat ia shalat berjamaah di mesjid ini" sambar dg.  Nodding lagi dengan pertanyaan baru.
"Saya juga tidak tahu nek" jawab fikri sambil tertawa.  Dg. Nodding pun membalas dengan tawa yang sama.  Merekapun melanjutkan niatan awal untuk shalat berjamaah bersama.

Setidaknya menurut wikipedia Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan suatu masjid.

Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah, mufakat, dan amal jama'i (gotong royong) dalam segenap aktivitasnya. Di Indonesia, organisasi pemuda remaja masjid seperti BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda remaja Masjid Indonesia, Tahun berdiri 1977), JPRMI (Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia, tahun berdiri 2003).

25/01/2016

Rabu, 06 Januari 2016

Cahaya ke 3

Aku pernah berkisah pada kawan..
Saat ia bertanya tentang cinta yang sama sekali tak pernah kupertanyakan..
Tentunya aku tidak punya jawaban
Apatah lagi memikirkan alasan untuk jatuh cinta...

Tapi, sontak pikirku jatuh pada kisah sebatang lilin
Yang memaksaku kembali membatin..
Menyelami pedalaman rasa, tempat dimana kuceburkan diriku..
Untuk sekedar sembunyi dari kefanaan dunia..
Atau bersemedi hanya untuk sekedar mengukur diri sendiri..

Dan saat aku sampai pada titik tergelap jiwaku..
Sadarlah aku akan suatu hal yang tidak pernah kusadari..
Realitas akan keberadaanmu dipedalaman jiwa ragaku..
Laksana cahaya dalam kegelapan..

Mungkin tak seperti cahaya para nabi
Yang membawa keselamatan dan kedamaian..
Ataukah seperti cahaya mentari yang menjadikan malam sirna..
Dan menjadikan dunia sejuk..

Engkaulah cahya rembulan di malam yang gulita..
Saat gemintang telah lelah bersinar...
Engkaulah cahaya ke 3 semesta kehidupanku..
Memberi jiwaku damai, dan kekuatan..
Dan aku berharap engkau bisa menuntunku menuju Cahaya Sejati..

#06/01/2016

Minggu, 03 Januari 2016

Jejak I Rungkana Galla Cendang

Laksana pohon yang hanyut terbawa arus sungai, begitulah arus ganas kehidupam membawa Galla Cendang jauh ke negeri antah berantah. Tak punya tujuan, tak punya sanak saudara. Terombang ambinglah ia dinegeri orang yang sebagian warganya individualis, mungkin karena negeri ini adalah negeri metropolitan yang sudah terkontaminasi virus globalisasi yang trem itu.
Hanya satu hal yang ia ketahui bahwa ia ada disini untuk memenuhi hajat hidupnya, menjadi laki-laki sejati, mencari sumur pengetahuan yang ia yakini ada dinegeri ini.
Dengan berbekal restu dan kepercayaan dari amma dan bapaknya yang padanya ia jadikan sebagai pusaka jiwanya dan juga dengan secuil pengalaman yang ia miliki perjalanannya dimulai, meski harus berjalan pada jalan yang sama sekali tidak ia ketahui dimana ujungnya..

Next..

Sabtu, 02 Januari 2016

Mengejar Matahari

Dari dulu aku selalu menyimpan kagum bukan hanya karena kasih sayangmu yg senantiasa tercurah padaku, tapi karena engkau berani menjadi sesuatu yg berbeda.  Bukan main harga yang kau bayar karena pilihanmu yakni penderitaan. Tapi justru karena itu engkau semakin kuat saja.
Aku tak habis pikir, kenapa engkau bisa sekuat itu? Berapa banyak kesabaran yang engkau miliki? Yha..  Sekarang engkau benar-benar menjadi orang yang berbeda. Dan sejak awal kisahmu aku selalu mencoba menjadi dirimu, mengikuti jejakmu adalah arah hidupku,  aku bahkan mencoba berpikir seperti caramu. Tapi semakin kukejar semakin jauh aku engkau tinggalkan,  bahkan pundakmu pun tak lagi mampu kulihat.  Aku tersisih dan lupa bagaimana caranya hidup dengan caraku sendiri saat kusadari aku diperlakukan berbeda. Engkau ditampar aku dimanja. Lalu bagaimana caraku menjadi seperti dirimu?
Suatu saat, aku benar-benar tersesat dan melupakan nilai luhur yang dijunjung tinggi lelulurku dan juga lupa akan nasihatmu. Aku terdampar dalam lautan yang tak bisa kuselami, semakin hari semakin tenggelam dan pada akhirnya gelaplah segalanya.

Saat itu pula engkau datang kembali juru selamat, aku ingat betul dibawah pohon yang rindang dengan hamparan Sawah yang baru ditanami dihadapan kita. Engkau dengan lirih berkata "engkau jangan pernah lupa keluarga kita adalah keluarga yang menjunjung tinggi siri na pacce, jangan pernah engkau langgar. Amma dan bapak begitu menyayangimu, karena engkau yang anak terakhir. Jadi jangan kau rusak kepercayaannya. Jika bala itu menimpamu, amma pasti akan bunuh diri karena tak sanggup menanggung malu. Engkau harus mencari wanita seperti yang dikatakan nabi,  pertama agamanya, akhlaknya, keturunannya, parasnya, hartanya.  Ingatlah itu! " . Aku menyimak dengan taksim, karena nasihatmu ini seperti air yang melepas dahaga saat aku hampir mati kehausan dan kusadari aku sedikit gusar tentang semua itu.  Tapi sejak saat itulah, aku mulai sadar bahwa aku juga harus hidup dengan caraku, dan menjadi kuat dengan caraku sendiri. Perlahan tapi pasti aku mulai muncul kepermukaan dan pundakmu kini nampak samar-samar.  Tapi meski begitu aku mungkin tak akan bisa mencapaimu, karena di dunia ini tidak mungkin ada dua matahari..