Kemarin gegara berkunjung ke toko buku, niatnya sekadar silaturahmi sekaligus mengambil buku untuk seorang kawan, jebol satu hasratku yang sedang coba kupuasakan. Tak kunyana kepincut juga diskon 20% dan bazar murah, aku pun miskin kembali. Hihihi.. Padahal sehari sebelumnya ingin beli sepasang sepatu dan sebuah celana. Urung jua niatan itu. Tak apalah, kemarin hari buku nasional, mungkin sudah menjadi naluri untuk memperingati hari buku. Sahabat terbaik yang selalu ada dalam kondisi apapun. Dalam pada itu, si orang tua pengembala yang merumputkan sapinya di tanah lapang dekat masjid menyambangiku. Katanya cukup terganggu dengan tingkahku yang tadinya masyuk merawat tanaman, lalu sesekali kembali mengotak atik buku yang menumpuk di selasar masjid. Usai kuceritakan tentang buku itu, mengalirlah tuturnya sejuk seperti embun di pagi hari. "Puasa itu pertarungan nak. Kau melawan dirimu sendiri. Bukan sekadar bentrok benar dan salah. Lebih dari itu, pada era di mana konsumerisme menjadi tuan dalam diri, materi dipandang sebagai segalanya, maka saat itu juga pertarungan yang ada adalah antara keinginan dan kebutuhan. Usahlah risau, kemarin yang menang adalah kebutuhanmu, karena buku adalah kebutuhan jiwamu. Makanan bagi jiwamu nak. Membaca serupa memberi makan bagi jiwa. Camkan itu!"
#18 Mei 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar