"Terima kasih, setidaknya dengan begini aku bisa meniada dengan tenang." Gumamku usai melihat sesuatu yang membahagiakan pagi ini.
"Haha.. yu freng kaya mau mati saja. Yu jangan berbangga dirilah, karena sejatinya yu belum melakukan apa-apa." Bahlul yang sejak tadi datang tanpa kusadari, langsung mencecarku dengan tawanya yang mengejek dan katanya yang menohok.
"Dikau terbangun sedih, kemudian cemburu, lalu senang hari ini. Tuhan telah memberimu banyak hal. Sudahkah kau bersyukur kepadaNya? Yang kulihat dimatamu hanya keluh pecundang! Lakukan yang mesti kau lakukan. Lakukanlah yang terbaik. Jangan tanya mengapa!" Panrita pun turut meninjuku dengan tuturnya yang bernas.